Selasa, 15 April 2014

Cerita Ngawi, 15 April 2014


Truk, bis, dan mobil lainnya kami lewati. Jalanan ramai dan berdebu. Jalan lintas Propinsi. Kami tiba di Ngawi , Jawa Timur.

Ngawi adalah kota dimana mata saya terbangun jika melakukan perjalanan ke Surabaya. Bis Patas Eka selalu transit untuk makan dan aktivitas lainnya.

Pertandingan hampir dimulai, kami yang berkumpul di sebelah utara segera masuk ke stadion. Sebelum pertandingan saya sesumbar kepada seorang kawan, “Tri Handoko bakal mencetak gol”.

Dan ternyata sesumbar saya benar, Ndok begitu sapaan dari Tri Handoko mencetak gol. Berawal dari tendangan pojok Topas yang membentur tiang kemudian kemelut terjadi di depan gawang, Sepakan Ndok menggetarkan jala Persinga Ngawi.

Meski akhirnya tuan rumah mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Eko Pujianto beberapa kali 
menghadap ke utara seraya mengayunkan tangannya meminta semangat dari kami. PSIM sempat tertekan, serangan tim tuan rumah semakin gencar. Arsene Ntolo satu-satunya legiun asing yang mereka miliki turut dimainkan pada babak kedua.

Ndok nampak terengah-engah mendekati bubaran. Engkus hampir saja mencetak angka namun usahanya masih jauh dari kata sukses. Supri tampil sebagai pemain pengganti belum bisa menjadi kartu As bagi Seto yang kala itu melakukan debutnya sebagai Pelatih di kancah Divisi Utama.

Namun seperti yang sudah dilontarkan oleh Seto, target main dikandang lawan adalah seri pun terwujud. PSIM harus puas dengan hasil yang dicapai namun jangan sampai terlena, dua laga kandang harus bisa diamankan. Berharap dengan bermain di depan public sendiri tim Laskar Mataram mampu tampil lugas dan efektif.

2 komentar:

  1. sampai jumpa tgl 29 april dalam Laga derby Mataram \m/

    BalasHapus
    Balasan
    1. walah tanggal 29 ya, hmm pertadingan biasa aja sih, nothing spesial :)

      Hapus

bajak