Truk, bis, dan mobil
lainnya kami lewati. Jalanan ramai dan berdebu. Jalan lintas Propinsi. Kami
tiba di Ngawi , Jawa Timur.
Ngawi adalah kota dimana mata saya terbangun jika melakukan
perjalanan ke Surabaya. Bis Patas Eka selalu
transit untuk makan dan aktivitas lainnya.
Pertandingan hampir dimulai, kami yang berkumpul di sebelah
utara segera masuk ke stadion. Sebelum pertandingan saya sesumbar kepada
seorang kawan, “Tri Handoko bakal mencetak gol”.
Dan ternyata sesumbar saya benar, Ndok begitu sapaan dari
Tri Handoko mencetak gol. Berawal dari tendangan pojok Topas yang membentur
tiang kemudian kemelut terjadi di depan gawang, Sepakan Ndok menggetarkan jala
Persinga Ngawi.
Meski akhirnya tuan rumah mampu menyamakan kedudukan menjadi
1-1. Eko Pujianto beberapa kali
menghadap ke utara seraya mengayunkan tangannya
meminta semangat dari kami. PSIM sempat tertekan, serangan tim tuan rumah
semakin gencar. Arsene Ntolo satu-satunya legiun asing yang mereka miliki turut
dimainkan pada babak kedua.
Ndok nampak terengah-engah mendekati bubaran. Engkus hampir
saja mencetak angka namun usahanya masih jauh dari kata sukses. Supri tampil
sebagai pemain pengganti belum bisa menjadi kartu As bagi Seto yang kala itu
melakukan debutnya sebagai Pelatih di kancah Divisi Utama.
Namun seperti yang sudah dilontarkan oleh Seto, target main
dikandang lawan adalah seri pun terwujud. PSIM harus puas dengan hasil yang
dicapai namun jangan sampai terlena, dua laga kandang harus bisa diamankan.
Berharap dengan bermain di depan public sendiri tim Laskar Mataram mampu tampil
lugas dan efektif.
sampai jumpa tgl 29 april dalam Laga derby Mataram \m/
BalasHapuswalah tanggal 29 ya, hmm pertadingan biasa aja sih, nothing spesial :)
Hapus