Bang-un-ta-pan begitu pengucapannya. Sudah hampir 25 tahun saya tinggal di sini bersama orang tua saya. Sejak TK sampai SMA saya juga sekolah di wilayah ini. banyak cerita tentang wilayah ini dalam rentang waktu hampir seperempat abad.
Banyak teman yang datang dan pergi meninggalkan
tempat ini. Bangunan baru bermunculan menggantikan areal persawahan. Bermunculan
pula supermarket baru yang bersaing dengan pasar tradisional. Warung,
angkringan dan toko kecil bermunculan mencari rezeki.
Jalanan aspal di ruas utama menggantikan jalan
tanah. Sudah tidak ada lagi gerobak sapi yang membawa jerami. Jarang sekali
saya melihat pemuda kampung bermain burung dara. Beruntung masih melihat
bebek-bebek yang di”umbar” oleh pemiliknya. Masih ada juga orang yang
menggembala ternaknya seperti kambing di wilayah saya.
Awal Cerita
Beberapa bulan lalu saya melintasi jalan di belakang
JEC. Di sana terdapat BLPP (semacam balai pertanian) dan perumahan dinas.
Ternyata dua tempat tersebut sudah tidak ada penghuninya. Kosong. Terlihat sepi
hanya ada rumput dan bangunan rumah yang mulai rusak. Kantor BLPP juga sama
tidak terawat dan terlihat menyeramkan.
Pikiran saya mencelat ke masa SD. Saya dulu sering
ke wilayah tersebut. Kebetulan teman saya ada tinggal di perumahan. Pernah suatu
hari kami mencuri buah cokelat yang ada di BLPP. Hari itu pertama kalinya saya
mencicipi buah cokelat. Saya juga baru tau kalau buah cokelat lebih enak kalau
dibanting daripada diiris, ketika hendak mencicipi.
Waktu itu juga lagi maraknya sepeda ceper. Pagar BLPP
yang terbuat dari besi pipih menjadi bahan incaran. Beberapa bagian hilang
dicuri. Seorang teman mengaku mencuri besi dari BLPP. Saya sendiri yang tidak
mengikuti tren sepeda ceper hanya tercengang.
Saya pernah mendapat seekor lele di kolam
pemancingan BLPP. Waktu itu seingat saya ada acara 17-an, saya bersama teman-teman
mengikuti lomba tangkap ikan. Sebuah kolam berukuran cukup besar dengan air keruh.
Susah sekali mencari ikan tanpa jaring dan di dalam air keruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bajak