In to the light, this chapter ends. Two men will come, tell then no
lies (Adhitia Sofyan – Into The Light)
Sebuah kabar duka saya terima.
Salah seorang teman SMP kami meninggal dunia setelah beberapa bulan sebelumnya
Dedi Ardyanto teman SMP kami juga telah menghadap Sang Khalik. Seperti biasa
kabar duka langsung direspon oleh teman-teman untuk koordinasi untuk datang
melayat.
Saya duduk bersila di depan
bersama Tyo dan Panji setelah sebelumnya Arif pacar almarhumah menyuruh kami
masuk. Di sana sudah ada tiga orang paruh baya yang sedang membacakan surat
Yasin. Saya tepat berada disamping keranda. Sebuah foto Almarhumah terpampang
dengan paras wajah yang cantik. Sebuah sepeda warna biru terparkir disudut
ruangan sepertinya itu sepeda milik Almarhumah yang sering digunakan untuk
berangkat kerja. Oia, ini kali kedua saya berkunjung kerumahnya setelah
beberapa tahun. Saya kerumahnya sewaktu SMP bersama teman-teman ketika Ayahnya
meninggal dunia.
Setelah lulus SMP, Saya dan
Almarhumah beberapa kali bertemu pada kesempatan reuni. Meski tidak ada obrolan
yang jelas dia sudah jadian dengan teman SMP. Perjuangan Arif patut diacungi
jempol karena banyak yang menyukai Almarhumah. Arif selalu mendampingi
Almahumah ketika sakit sampai ketika proses pemakaman dia juga terlihat sibuk
menyambut para pelayat.
ya alloh,sembuhkanlah, sehatkanlah.. :) (18 Februari 2012)
Sebelum ajal menjemput,
Almarhumah menuliskan status Facebook
untuk terakhir kalinya. Sebuah pengharapan akan kesembuhan dan keluar dari
beban yang menyusahkan orang lain. Kalimat itu semacam semangat untuk
melanjutkan hidup namun Tuhan berkata lain. Ini takdir dan tidakk seorangpun
tahu kapan ajal akan menjemput.
Selamat jalan kawan, suatu saat
semua juga akan menyusulmu entah kapan bisa sekarang, nanti dua menit lagi,
lima hari lagi, tujuh tahun lagi entahlah hanya Allah yang tahu. Benar juga
pepatah jawa, urip mung mampir ngombe, setelah
minum kita lanjut berlari ke kehidupan yang lain.
Nurra Sita Rahmawati (1989-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bajak