Minggu, 05 Februari 2012

Surat Untuk si T


Saya mencoba untuk menulis lagi sepucuk surat cinta. Terakhir kali saya menulis surat cinta sewaktu saya SMP. Ah, saya jadi bercerita tentang masa lalu. Malu.

Dear T,
Saya tidak mengira saya memiliki rasa suka kepadamu T. Entahlah, awalnya saya sering bertemu entah di dunia nyata ataupun dunia maya. Mengobrol apa saja meskipun saya pikir tidak terlalu intensif. Yang jelas saya nyambung dengan kamu. Jika diingat-ingat lagi saya sering bersama dalam beberapa kesempatan. Jalan, makan, nonton dan masih banyak pertemuan yang sudah kita lakukan baik sengaja maupun tidak disengaja, Jodoh? Mungkin.

Saya katakan saya kagum dengan prestasi kamu. Saya sangat suka kepada seseorang yang pandai. Saya tidak dapat menjelaskan dimana letak asiknya. Mungkin asik bila kita berdua mengunjungi toko buku hanya untuk membaca secara gratisan. Mungkin kita juga bisa ke pameran foto atau seni rupa hanya untu memanjakan mata dengan melihat karya seni yang membahana. Mungkin kita bisa menikmati kuliner murah namun yang enak sesuai dengan gayamu. Mungkin kedai yogurt referensiku bisa menjadi tempat kita beristirahat setelah jalan-jalan kesejumlah tujuan. Di sana kita bisa menikmati segelas yogurt dan setangkup roti bakar sembari menanti cerita-cerita dari mulutmu.

Foto. Kameramu sering abadikan berbagai macam tempat yang selalu kamu kunjungi. Tapi, aku yakin belum ada frame diriku dalam kameramu. Begitu juga dengan kameraku belum ada dirimu. Eh, tunggu sebentar, sepertinya aku pernah memotret dirimu. Bukan foto pose sih tapi tak masalah, berarti kameraku sudah pernah merekam wajahmu. Jadi, esok ketika kita sering bersama kameraku tidak bingung. “Kamu, siapa ya?” tutur kamera 350D

5 komentar:

bajak