Jumat, 05 Agustus 2011

Satu Kata Pasti ; R.U.T.I.N.I.T.A.S

Dari sebuah jendela aku melemparkan pandangan. Terlihat langit sudah mendung sedari tadi. Hujan juga menyusul dan membasahi apa saja yang kering. Sudah empat hari saya ngubek-ngubek data di Sinematek, sebuah perpustakaan yang fokus pada arsip-arsip film Indonesia. Sinematek terletak di bilangan Kuningan tepatnya sebelah GOR Sumantri Brodjonegoro.

Kali ini saya ingin cepat-cepat pulang setalah hujan mulai mereda. Tidak bisanya saya pulang lebih awal, biasanya saya pulang sekitar pukul tiga sore tepat waktu tutupnya perpustakaan. Setelah menyelesaikan beberapa kumpulan kliping dan majalah saya pamit pulang kepada petugas perpustakaan, Pak Satiri.

Siang ini berbeda dari biasanya. Aroma bau hujan menjadi aroma yang menemani saya berjalan melintasi jembatan penyebrangan yang menyatu dengan shelter busways. Rute GOR-Dukuh Atas-Benhil sudah diluar kepala saya. Saya sudah hafal betul dengan rute menuju Sinematek.

Shelter Dukuh Atas merupakan shelter transit menuju Blok M dan juga arah Benhil tentunya. Sepatu saya basah. Air hujan merembes menembus kaki saya. Hanya sebelah kanan saja. Sepatu saya terbilang sudah using, dulu saya beli sewaktu saya masih kerja. Karet alasnya sudah mulai tipis dan berlubang. Sol jaitanya mulai lepas di beberapa sisi sepatu. Saya hampir terpeleset dibuatnya ketika turun dari jembatan.

Setiap kali turun dari shelter selalu ada tukang ojek yang selalu menawarkan jasanya tetapi saya jarang menggunakan jasa tersebut. Saya lebih menyukai jalan menuju rumah saudara saya. Jaraknya lumayanlah sekitar 1,5km tapi itu sudah biasa bagi saya.

Pasar Benhil selalu padat ketika Ramadhan menjelang. Baru jam tiga sore aja kondisi sudah padat merayap. Mata saya tertuju pada hidangan-hidangan yang dijual di tepi pasar. Ada kolak biji salak, es buah, ikan bakar, es pisang ijo dan masih banyak lagi. Pokoknya hidangan ini sepertinya cocok untuk teman berbuka puasa. Saya terus berjalan, sepatu saya masih basah.

Sesampai di rumah biasanya saya mencuci baju. Maklum disini saya mencuci sendiri. Kalau pas ngak ada kerjaan biasanya saya duduk di depan televisi sembari mendengarkan sepupu saya yang masih kecil atau Om bermain pianonya. Keluarga disini memang suka musik. Saya sendiri kadang sering minder karena tidak begitu pandai bermain gitar. Saya teringat terakhir kali bermain gitar sewaktu SMA, itu saja pas jamannya pdkt sama teman SMA saya.

Akhirnya semua terus terulang lagi rutinitas seperti itu. Saya setiap pagi ke perpustakaan dan baru pulang sore harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak