Sabtu, 23 Juli 2011

Sekilas Tentang Permainan Sewaktu Kecil

“Ayo dolanan delikan dim!”

Delikan dalam bahasa Indonesia adalah petak umpet. Permainan ini merupakan permainan favorit saya dan beberapa teman sekampung saya. Saya dibesarkan di Desa Banguntapan, sebuah desa yang berada di pinggiran Kota Yogyakarta. Desa ini bisa dikatakan jauh untuk ke Ibukota Kabupaten Bantul namun cukup dekat untuk ke pusat kota Yogyakarta.

Waktu saya kecil, jalur ringroad sedang dibangun. Saya masih ingat, perempatan jalan Wonosari masih berwujud hutan dan jalannya begitu bagus. Disana juga masih terdapat belik atau mata air yang sering dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk keperluan MCK. Selain itu tidak jauh dari belik terdapat juga belik serupa namun belik ini sudah dibuat seperti bangunan kamar mandi.

Kembali ke permainan favorit yang sering kami mainkan sewaktu kecil. Desa kami merupakan desa pecahan yang dipisahkan oleh jalan raya. Sehingga kami jarang berbaur dengan anak kampung sebelah dengan alasan harus menyebrang jalan raya. Teman sepermainan saya hanya terdiri dari tujuh anak-anak saja. Tapi itu tidak menyurutkan kami untuk bermain. Tercatat selain delikan, kami sering memainkan jamuran, engklek, jek-jekan, sepiring dua piring (saya lupa nama resmi permainan ini), umbul, tekpo, long bumbung, lonthok, layangan, gobag sodor, semarangan, sepak sekong, boy-boyan, masak-masakan, kotak-kotakan, yoyo, monopoli.

Untuk menyegarkan ingatan tentang jenis-jenis permainan yang saya sebutkan diatas, saya jelaskan secara singkat;

Jamuran : sebuah permainan yang bisa dimainkan dua orang atau lebih yang dimulai dengan sebuah nyanyian pembuka dan dilanjutkan dengan sub permainan, seperti jamur meja, jamur manuk dan lain sebagainya (jamur manuk berarti berubah menjadi burung)

Engklek : permainan yang membutuhkan ketangkasan dalam melompati setiap kotak-kotak dengan satu kaki. Permainan ini semakin banyak yang bermain semakin seru.

Jek-jekan : dibutuhkan dua buah tempat sebagai tempat untuk hinggap yang ditasbihkan sebagai markas. Setiap kelompok diharuskan menguasai markas milik lawan dengan cara memegangnya.

Serpiring dua piring : sebetulnya nama tersebut aalah opening dari sebuah lagu yang selalu dinyanyikan sebelum memainkan permainan ini. Permainan memiliki dasar lari dan setiap kali memegang lawan harus menyebutkan nama yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Umbul dan tekpo : permainan ini dimainkan dengan kartu-kartu bergambar. Umbul dimainkan dengan cara diumbul untuk menentukan siapa pemenangnya. Sedang Tekpo dimainkan dengan cara menumpuk kartu dengan sama tinggi dan dibuka untuk melihat angka yang ada di kartu. Angka tertinggi adalah pemenangnya.

Long Bumbung : permainan ini wajib dimainkan ketika puasa. Bambu sebagai bahan dasar dan minyak sebagai bahan bakarnya menjadi teman menanti buka puasa.

Lonthok : berbahan dasar dengan bamboo juga seperti long bumbung tetapi bambu yang digunakan lebih kecil sekitar 4cm saja. Selain itu diperlukan Koran sebagai pelurunya.

Layangan : permainan ini sangat pas dimainkan ketika musim kemarau, ketika banyak angin dan dimainkan di sawah yang telah dipanen.

Gobag sodor : permainan ini dimainkan di tempat yang luas. Diperlukan kecepatan berlari dan kelihaian dalam mengelabui musuh.

Sepak sekong : permainan ini hampir sama seperti petak umpet tetapi ada tambahan beberapa ranting yang harus disusun seperti api unggun. Penjaga api unggung harus mencari musuh dan harus tetap menjaga ranting tersebut agar tetap tegak.

Boy-boyan : serupa dengan sepak sekong tapi medianya adalah bola kasti dan pecahan genting yang disusun tumpuk-tumpuk keatas.

Masak-masakan : meski tidak menggunakan bahan-bahan yang bisa dimakan, kami menggunakan api betulan. Dengan kaleng bekas yang diisi air lalu ditunggu sampai matang. Seperti itulah permainannya.

Kotak-kotakan : permainan ini menyusun balok-balok kayu yang bisa disusun menjadi rumah, mobil dan lain sebagainya tergantung imajinasi pembuatnya.

Yoyo: permainan ini sangat seru ketika dimainkan dengan cara saling menghancurkan yoyo.

Monopoli: meski hanya bisa dimainkan empat orang aja tetap saja permainan ini sering dimainkan terutama ketika puasa.

Mungkin kamu pernah memainkan permainan yang saya sebutkan. Beberapa tempat memiliki nama dan peraturan yang berbeda. Selain itu, Saya juga memainkan beberapa permainan modern seperti Nintendo, gameboy dan lain sebagainya. Namun saya masih memainkan beberapa permainan tradisional. Semoga permainan-permainan tradisional itu masih terus bertahan.

2 komentar:

  1. hahaha,,,permainan tradisionaaal,,miz them...jrg bgt liat anak2 d kampungku maen it skrg...

    BalasHapus
  2. semua tergantikan oleh layar hp dan berbagai macam aplikasinya.

    BalasHapus

bajak