Jumat, 15 Juli 2011

Sepotong Kenangan Bersama Kawan Yang Telah Berpulang

“Tau Nanang? Tmn smp ank kls c. td meninggal dunia”.

Itu merupakan sms yang dikirim oleh Imam, teman saya. Sebuah berita duka. Kemudian saya mengingat sosok Nanang. Maklum, teman SMP jadi agak sedikit lupa. Badannya tinggi dan saya piker dia lebih tua dua tahun dari saya. Dia juga pernah tinggal kelas sepertinya. Saya jadi teringat kenangan tentang Alm. Nanang. Seorang guru pernah menegurnya karena dia mengambari celananya dengan tipe-x. Parahnya gambar itu dibuat tepat pada depan celana, tepat kain depan retsleting dengan gambar tanda ‘?’.

“Urip iku mung mampir ngombe” sebuah pepatah Jawa yang telah lama saya dengar. Beberapa teman saya juga ‘pergi’. Saya coba meningat-ingat kembali tentang mereka.

Hasim, sebenarnya dia teman kakak saya, tapi karena saya sering main ke kosnya kami jadi berteman. Hasim adalah sosok yang humoris dan sering menghadirkan celetukan-celetukan yang asik. “Tombok sithik wae bos” salah satu andalannya. Saya juga pernah merekam celetukannya untuk ringtone handphoe. Tapi sepertinya tertinggal di komputernya. “Pil kowe reti ra? Hasim meninggal.” Kata Hanung di kantin SMA. Saya langsung bertanya kepada kakak saya dan benar Hasim meninggal dunia. Dia menderita penyakit dalam yang kronis dan tidak pernah bercerita kepada teman-temannya.

*****

Oia seorang teman SMP saya dikabarkan mengalami kecelakaan di jalan Kaliurang. Ari namanya, saya cukup kenal dengannya. Meski berbeda kelas saya sering ngobrol dengannya entah dikantin atau sewaktu pulang sekolah. Kebetulan depan rumah saya merupakan tempat nongkrong anak-anak SMP. Naas dia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.

*****

Dia adalah adik kelas SMA. Badannya gemuk dan sering bersepeda sewaktu SMA. Dia sering bersepeda jauh sebelum tren fixie merebak dikalangan anak muda. Saya sering menjumpainya di Mushola SMA saya. Orangnya taat beribadah. Dia sama seperti teman-temannya bergaul dan bermain bersama. Tidak ada sesuatu hal yang mengisyaratkan bahwa dia sakit. Tapi setelah saya lulus SMA saya jarang bertemu dengannya. Dan sebuah berita duka dengannya sampai ketelinga saya. Dia meninggal sebelum lulus SMA.

*****

Fendy Raka. Saya mengenalnya sejak saya bekerja di 49Corner. Sosoknya sumeh namun pendiam. Tapi sesekali saya mengajaknya ngobrol sembari bermain playstation milik kantor. Namun tidak berapa lama dia keluar dari kantor dengan alasan ingin membuka usaha. Akhirnya dia membuka sebuah lapak sup buah di Magelang. Tidak berapa lama yang mendengarnya dia sudah tidak melanjutkan usahanya lagi. Namun dia sering ke Jogja dan masih sering mampir ke kantor. “Njaluk dongane wae yo pil” sepotong balasan sms dari mas Andy membalas sms dari saya. Saya tidak bisa hadir waktu pemakamannya. Waktu itu saya sedang KKN dan sedang ada program. Ah, senyumanmu masih terngiang dibenakku. Pernah sewaktu malam saya iseng membuka akun facebooknya dan saya membaca komen-komen yang masuk. “Hari ini aku datang ke makammu mas.” tulis seorang perempuan.

Selamat jalan teman. Entah sedang apa kau disana yang jelas saya pasti akan ke alam mu juga. Sekali lagi hidup hanya sementara dan pasti kita akan kembali kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak