Selasa, 04 Januari 2011

Day #4 Senandung Luka (kartupos)


Ketika hati terus bertanya-tanya, mengapa kau tak merespon. Sekedar bertanya tentang dirimu, melalui jaringan teknologi terkini. Esensi menyapa mungkin sudah pudar, rangkaian kata-kata sekarang sudah begitu cepat diterima. Masih ingatkah kau? Tumpukan kertas tebal bergambar, yang banyak orang menyebutnya kartu pos? perangko murahan dengan nominal uang kertas terendah, membawa rangkaian kata-kataku terbang ke kotamu. Cukup lama, hanya untuk sampai ditanganmu dan membuatmu membayangkanku atau sekedar tersenyum malu.

Hanya bersenandung atau lebih tepatnya menunggu. Tak kunjung datang, perlukah aku membawa prangko untukmu? seharga coklat batangan yang ada di toko-toko yang selalu buka 24 jam. Aku ingin menerima, kertas tebal bergambar sembari membaca, kata demi kata yang kamu tulis dengan pulpen yang selalu menemanimu kuliah.


"sleeping with gigolo"

2 komentar:

  1. saya suka dengan permainan kata - kata mu, dim.
    seperti Efek Rumah Kaca, berceloteh bebas, dengan penuh arti ..

    BalasHapus
  2. terimakasih dit...
    cara menulismu juga asik deskriptif banget simpel, mudah dimengerti.

    #30harimenulis

    BalasHapus

bajak