Yah saya kehilangan satu poin dalam #30harimenulis, kebiasaan menulis setiap jam 11 malam dan setumpuk tugas takehome yang mebosankan. Berikut ini tulisan saya #Day 5 dalam 30harimenulis, selamat menikmati
Tulisan ini terinspirasi dari postingan teman saya, Tonggos. Tonggos menceritakan tentang pasang surutnya anak-anak punk di Kridosono. Dan benar yang dikatakan oleh Tonggos, punk-punk yang sudah lama di jalan kini sebagian sudah berkeluarga mengurus anak dan keluarganya.
Saya jadi ingin menceritakan tentang salah satu komunitas yang pernah saya ikuti. Tamsis begitu nama yang beberapa anak menyebutkan tempat ngumpul ini. Merupakan singakatan dari Taman Siswa terletak di sebuah jalan yang bernama sama. Kami sering berkumpul di depan tempat les, Super Gama. Di tempat itu cukup luas dan terdapat angkringan milik Lik Hari.
Sekitar tahun 2004, saya ikut bergabung dengan teman-teman yang sudah terbilang lawas di Tamsis. Seperti Kampret, Putro, Bendot dan masih banyak lagi teman-teman yang sangat bersahabat. Setiap malam minggu sekitar jam 10.00 biasanya saya bergerak menuju Tamsis. Kampret selalu mengajak kami untuk menonton acara band-band atau berkunjung ke beberapa tempat ngumpul yang lain. Kridosono, Harisma, Purnabudaya, Tugu, dan Wirobrajan merupakan titik-titk anak-anak punk berkumpul.
Beberapa teman kami juga aktif dalam bermusik, beberapa band tercipta dari pertemanan. Sebut saja Baby’s Sexy, Dekill and the kumel, dan First Kids merupakan band-band yang sering ngumpul di tamsis. Meski tidak semua personil mereka anak Tamsis. Acara-acara punk-punkan kerap digelar ketika akhir pekan.
We Are Friends #1
Acara ini merupakan acara yang digagas oleh anak-anak Tamsis. Acara ini mengikuti konsep September Ceria yang merupakan agenda rutin anak-anak Tugu. Sekitar tahun 2005, akhirnya acara tersebut bisa terlaksana. Bertempat di Bunker Café yang terletak di jalan Magelang, acara di mulai dari pagi sampai sore. Seingat saya tiketnya Rp 5.000,- plus mendapat stiker. Band dari
September Ceria
Agenda rutin tiap tahun yang diadakan oleh anak-anak Tugu. Diadakan setiap minggu kedua bulan September. Selalu mengundang band-band luar
Seru sekali ketika membuka kembali kotak ingatan yang sudah mulai ditutupi oleh memori-memori kontemporer. Namun kini Tamsis tidak seperti dulu. Sepi. Tapi saya sering bertemu dengan beberapa teman-teman Tamsis sembari menanyakan kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bajak