Sabtu, 14 April 2012

PKB#1: Yuhana Setianingrum

Ada beberapa pertanyaan ketika Yuhana Setianingrum atau sering disapa Jo akan maju pendadaran. Ada yang ingin saya ketahui dari Jo tentang pengalaman gonta-ganti kampus, pengalaman apa yang didapat di kampus, tentang masa depan. Jo, pencinta Jimi Hendrix yang sempat gagal menyandang gelar S, Sn. dan ST kini bersiap menerima gelar sarjana, S.S., setelah merampungkan studinya di jurusan Sejarah UGM.





Bisa ceritain Jo, tentang kegagalan kamu di dua kampus itu? padahal jurusannya cukup OK.

Gimana ya Pil, mungkin aku akan bilang itu takdir. Perkenalan dengan ISI (Institut Seni Indonesia) sebenarnya karena mas ku memiliki pengaruh yg kuat, saran, masukan, lingkungan dan teman-temannya, kemudian membentuk pola pikiranku untuk mau tidak mau jatuh hati dengan ISI. Taukah apa yang ada pada benakku waktu itu? ISI itu keren dan nyeni! Di mataku ISI itu kampus segalanya. Karena semua hal itulah maka aku memutuskan untuk memilih ISI sebagai pelabuhan untuk menimba ilmu, aku pun ikut ujian ISI masuk jurusan Media Rekam.

Kenapa memilih Jurusan Media Rekam?

Karena itulah salah satu jurusan yang tidak mengharuskan mahasiswanya mempunyai bakat khusus, menggambar, atau apapun yang spesifik yang berbau seni murni dan aku sendiri tidak punya bakat seni. Sebelum ujian masuk ISI, aku ikut semacam bimbingan informal yg diadakan sama mahasiswa sana (ISI – pen).

           Waktu itu Aku tidak sendirian tetapi bersama Coco, teman SMA. Kami semua begitu antusias dan menggebu-gebu karena kami benar-benar berharap bisa diterima yang merupakan impian kami selama ini. Dia memilih jurusan yang lebih cadas, jurusan Seni Murni, lukis. Pada akhirnya beberapa hari menjelang ujian, tiba-tiba perasaan antusias, semangat, dan menggebu-gebuku untuk masuk ISI lenyap seketika pil. Jujur aku sedih banget wktu itu Kenapa bisa seperti itu? kalo boleh aku jujur, aku bahkan sempat berfikir gila buat menabrakkan diri di tembok atau masuk got supaya aku tidak bisa ikut ujian dan dinyatakan tidak keterima di ISI. Benar-benar gila aku waktu itu. Apakah itu juga karena doa org tuaku, kebetulan mereka sebenarnya tidak ingin aku masuk ISI tapi pada akhirnya aku ikut ujian, dan dinyatakan diterima (bahkan pengumumnannya masih aku simpan).

Ketika pengumuman keluar, aku tidak antusias sama sekali. Sekali lagi aku merasakan sedih luar biasa. Sejak saat ujian itu hingga pada hari pengumuman aku terus berfikir untuk menggambil atau tidak. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengambil pilihan yang aku buat sendiri. Masalah dan kebingungan kemudian tak lantas jauh-jauh. Ujian di ISI termasuk ujian paling akhir diantara kampus-kampus yang lain. UGM yang tidak pernah aku fikirkan sebelumnya buat masuk ke sana udah lewat.waktu itu tidak benar-benar tertarik untuk masuk sana. Walapun aku ikut ujian masuk (UM UGM –pen) juga tapi buat aku itu hanya iseng.pilihan terakhir hanya UII atau aku tdk kuliah sama sekali tahun itu, pilihan untuk tidak kuliah sangat ‘diharamkan’ oleh bapak dengan berat hati aku masuk UII.

Di UII aku memilih jurusan favorit keduaku, Arsitektur. Kuliahku di sana tidak berlangsung lama, hanya 3 minggu. Aku suka dengan jurusannya tapi tidak dengan kampusnya. Itulah kenapa aku merasa tidak nyaman dan hanya kuliah dalam waktu yang singkat pula. Awal mula aku berhenti dari UII karena aku sempat jatuh, itu pas ngambil tugas maketku. Aku jatuh dan sempat amnesia. Nah, mulai saat itulah aku berniat mengambil kesempatan untuk ‘keluar’ pelan-pelan dari UII setelah kejadian itu aku selalu bolos kuliah. Kalo ditanya masku atau siapapun ketika mau pergi, pasti aku jawab mau kuliah. Selama itu aku tidak pernah sampe jakal KM.14 dan klo ibu tanya misal tentang tugas, aku selalu bilang “tugas apa bu?” aku selalu menjawab “tidak ada tugas”. Saat itulah orang tuaku mulai curiga dan pada akhirnya orang tuaku aku udah tidak kuliah, betapa kaget mereka. Mereka kecewa dan sedih bgt (trenyuh pil nek inget yg ini).

Alhamdulillah aku beruntung aku punya orang tua yang pengertian, walapun anaknya ‘keparat’. Akhirnya mereka ngerti dan memintaku supaya memperbaiki diri dan jujur bapakku sempat trauma kalo aku gagal lagi dalam kuliahku kelak. Karena bagi bapakku dan mungkin orang tua lainnya, pendidikan dan agama adalah nomer satu. Sejak itu akhirnya aku sadar kalau aku tidak bisa seperti dulu lagi. Aku harus punya tujuan jelas dan tujuanku adalah kuliah. Akhirnya aku ikut Bimbingan Belajar dan memutuskan untuk ikut Ujian Masuk di UGM.

Cerita menarik ini tentang temenku si Coco. Aku dah cerita di atas beda sm aku, dia benar-benar antusias pas keterima jurusan lukis. (catatan: jurusan lukis salah satu jurusan paling oke di ISI, tesnya pun susah, bisa dibayangkan bagamana oke anak ini. Gambar buatannya realis. Karya gambarnya benar-benar keren. Tapi taukah kamu bahwa setelah sekian lama (aku lupa semesternya) akhirnya dia memutuskan keluar juga dari ISI dan aku kaget ketika dia memutuskan ingin ikut tes jadi tentara. Pada akhirnya dia gagal tes jadi tentara dan memutuskan masuk AA YKPN. Dia udah lulus dan sekarang kerja di Migas kayaknya. Aku benar-benar kaget pas dia cerita sekaligus ngakak, Coco dan Aku tidak ada yang menyangka kemana kami kelak akan berlabuh hingga pada akhirnya menemukan “pelabuhan” lain yang jauh berbeda dari “pelabuhan” sebelumnya.

Ada benang merah antara pengalamanku sama Coco tapi secara nalar menurutku ini adalah takdir pil.

Apa hikmah dari kegagalan dari dua jurusan tersebut?

Seperti yang ibuku selalu bilang, “semua sudah ada jalannya.tinggal gmn, kemana, dan seperti apa kita mau menahkodainya”. Yang pasti dari pangalaman aku dan coco adalah kami sama-sama jujur dng kondisi kami sendiri walaupun untuk beberapa hal cukup mengagetkan dan menyakitkan org lain. Tapi sebagai balasannya, kami sudah mempersiapkan dan punya tujuan lain yang jelas. Fenomena dan hikmah lain adalah belajar mungkin bisa didapat di mana saja. Maksudku, misalnya aku tak perlu sekolah jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) biar bisa mendesain. Sekarang semua orang bisa melakukannya mungkin belajar dari teman ataupun otodidak (teknologi berperan besar) ataupun aku juga tak perlu sekolah media rekam, untuk  bisa bikin, ngedit film, kita bisa belajar otodidak dgn bantuan teknologi.

Apa sih yang kamu fikir ketika diterima sebagai mahasiswa jurusan Sejarah? Apa ini bukan merupakan pilihan utamamu?

Yg jelas aku seneng pil.satu tujuanku tercapai yaitu kuliah lagi.sejarah memang pilhan terakhirku, waktu itu aku berharap diterima di jurusan Komunikasi buat aku keterima sejarah pun tidak masalah yang terpenting waktu itu adalah aku bisa kuliah lagi dan berharap bisa menebus kesalahanku kepada orang tua.

Perjalanan semester demi semester pasti membentuk pola berpikir. kapan sih kamu mulai menyadari bahwa pola berfikir itu ada pada dirimu?

Sejak seminarlah yang mengajarkan aku bagaimana benar-benar berfikir tidak hanya secara akademis tetapi kedekatan ‘emosional’ antara aku dan studi yg aku jalani dan keseriusanku untuk mulai memikirkan jalan masa depan. Lanjut hingga pada akhirnya aku mengambil skripsi.

Sekarang ke skripsi, bisa ceritain skripsimu tentang apa sih? apakah berniat untuk mencetaknya menjadi buku? sekarang ada print on demand yang bisa mencetak buku satuan. Lumayankan buat kenang-kenangan untuk  perpustakaan, kawan atau calon mertua.

Mumpung masih anget abis didadar, aku akan cerita sedikit tentang skripsiku yang membahas tentang perkembangan kreativitas desain iklan rokok. Di situ aku meneliti bentuk, jenis, perubahan/transformasi kreativitas desain iklan rokok dari tahun 30 sampai 70-an. Ya, kira-kira hampir setengah abad. Selain itu aku juga mengkaji unsur-unsur dalam iklan rokok yang dipengaruhi oleh rezim politik dan modernisasi.secara garis besar seperti itu. oya print on demand itu apa to pil? Blm kepikiran untuk mencetak, tapi kalau ada kesempatan kenapa tidak? aku akan sangat senang. hihi berasa artis. Karena jujur ak pingin berbagi ilmu atau info yg aku dapat dari penelitian skripsiku, begitu pula sebaliknya, aku ingin banyak belajar dari orang lain.

Setelah lulus mau kemana nih? Jobfair? KUA? kira-kira rencana ke depanmu seperti apa?

Masih abu-abu, banyak rekomendasi yang mungkin bisa dicoba, di bidang periklanan, jurnalistik, penerbitan, perpustakaan, informatika (operator seluler), perusahaan rokok, atau mungkin PNS hehe..tapi satu cita-citaku adalah aku punya toko coklat kelak.
Cerita dikit, coklat menjadi salah satu penghibur di masa-masa aku menjadi pengangguran setelah keluar kuliah dari UII. aku jualan coklat kecil-kecilan berbekal resep dari koran masak dan alhamdulillah laku. Ya, mungkin setelah ini aku akan mengambil kelas cooking chocolate di Jakarta dan kelak bisa punya toko coklat. Doakan kesampaian hehe….

Kamu berfikir akan menggunakan disiplin ilmu sejarah dalam dunia kerja?

Sempat berfikir seperti itu, khususnya di Perpusnas karena semua itu tidak lepas dari pengaruh penelitianku yang mengharuskan mencari sumber ke sana. Senang sekali melihat koleksi langka surat kabar tapi sekali lagi, aku belum punya gambaran hingga saat ini mau kemana, yang pasti tujuanku pertama adalah jadi wanita mandiri, kerja,cari uang, cari pengalaman, ilmu, dan tak lupa membantu orang tuaku, hingga saatnya nanti aku pnya usaha sendiri yaitu toko coklat ketika aku sudah nikah kelak.semoga semua tercapai dan berjalan sesuai rencana. Amin.

Dalam obrolan yang lalu tidak pernah menyinggung masalah S2, apakah ada pikiran untuk lanjut ke S2?

Yup, benar.sbenarnya tidak atau mungkin belum kepikiran untuk mlanjutkan kejenjang S2. Apalagi jujur orientasiku skrg adalah bekerja untuk mencari uang. Tapi, jika ada kesempatan kelak untuk belajar lagi, Aku mau dan ini sedikit terbesit dalam benakku ketika beliau (Prof. Dr. Bambang Purwanto) mengatakan klo salah satu kajian dalam tulisan skripsi jika dikaji lebih dalam dan spesifik, akan sangat menarik. Dan beliau mengisyaratkan padaku untuk menulis lagi. Mungkin suatu saat nanti.

Persimpangan, sepertinya setelah ini semua teman-teman tercerai-berai untuk menjelajahi kehidupan yang nyata. Yap, komentar kamu?

Sedih pastinya, lima tahun bersama-sama bukanlah waktu yang singkat.tapi kembali lagi seperti hukum alam,pasti semua itu akan terjadi. Insya Allah, aku sudah siap dengan semua itu. Beruntunglah kita hidup di era socmed di mana komunikasi dapat terjalin dengan sangat mudah dan murah yang aku harapkan komunikasi dan silaturahmi kita semua tetap terjaga, tidak terputus, dan berharap kita semua, sejarah 2007, bisa sukses dengan cerita masing-masing di dalamnya. Amin.

bonus: foto yang diabadikan ketika awal kuliah tahun 2007.


Teks: Dimaz Maulana 
Foto: diambil dari akun FB, Yuhana Setianigrum

1 komentar:

  1. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    Sukses besar esok hari dimulai dari tindakan-tindakan kecil hari ini .,..
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    BalasHapus

bajak