Kamis, 08 Desember 2011

Dearmom Project: Sepotong Rindu Si Anak Rantau

pamflet acara hasil garapan Lawung

Teknologi sudah merubah cara hidup manusia di bumi ini. Untuk berkomunikasi manusia awalnya melakukan kegiatan surat-menyurat untuk saling bertegur sapa. Ditemukannya alat komunikasi yaitu telepon merubah cara orang bertegur sapa. Peran telepon ternyata melebihi dari kegiatan surat menyurat. Telepon lebih cepat dalam menyampaikan sebuah pesan. Dalam hitungan detik kita sudah dapat berbicara dengan orang nun jauh disana. Pengembangan alat komunikasi terus dilakukan sehingga memunculkan aneka produk alat komunikasi salah satunya handphone. Dewasa ini hampir seluruh orang memiliki handphone. Keadaan seperti ini jelas membawa kegiatan surat-menyurat dipandang kurang efektif. Meskipun, dalam beberapa hal kegiatan surat-menyurat menjadi pilihan utama, misalnya ketika melamar pekerjaan. Tapi, tetap saja surat-menyurat secara konvensional semakin sedikit peminatnya.

Inti projek ini, Saya ingin mengembalikan romantisme ketika surat menyurat menjadi primadona. Memang tidak mudah untuk merubah roots dari handphone kembali ke surat-menyurat. Ketika menulis kata demi kata, menempelkan prangko dan bergegas ke kotak surat atau ke kantor pos. Suatu kegiatan yang jarang sekali kita lihat atau kita lakukan.

Projek ini memiliki sasaran yaitu anak rantau. Anak rantau merupakan stranger di wilayahnya. Mereka hidup sendiri di wilayah yang baru dan bersosialisasi. Selain itu mereka kebanyakan jauh dari orang tua. Untuk berkomunikasi dengan keluarga, mereka menggunakan telepon atau handphone. Baik menelpon atau mengirim sebuah pesan singkat menjadi pilihan ketika rindu dengan keluarga. Projek ini juga memanfaatkan peringatan hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Saya mengajak anak rantau untuk menuliskan sesuatu pada kartupos atau kartu ucapan untuk orang tua mereka.


bahan kayu jati cing!

Proses pengerjaan karya ini sekitar dua minggu. Dalam projek ini saya menggunakan kartupos, kartu ucapan dan kaleng krupuk. Kartupos dan kartu ucapan merupakan media dalam surat-menyurat. Keduanya dibuat sendiri dengan material kertas gambar. Proses ini, Saya dibantu oleh teman saya, Lawung. Lawung membantu dalam menggambar kartupos dan kartu ucapan. Kaleng krupuk saya gunakan sebagai kotak pos “dadakan”. Tulisan “doa ibu” pada kaleng krupuk merupakan gambaran terhadap doa-doa anak rantau yang dituliskan pada kartupos atau kartu ucapan untuk ibu.

Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu dalam proses persiapan projek kecil ini. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam projek kecil ini. Semoga kartupos dan kartu ucapan dapat sampai ke alamat tujuan dengan selamat. Senyum simpul dari ibu lebih dari cukup ketika membaca kiriman dari anaknya di perantauan. Terakhir sampaikan salam hormat saya bagi Ibu-Ibu kalian yang pastinya sangat hebat.

katupos dengan goresan spidol

Dimaz Maulana atau Dimpil adalah mahasiswa jurusan Sejarah tingkat akhir. Memiliki ketertarikan pada fotografi dan kerajinan tangan. Aktif di jejaring sosial, twitter dan sesekali menulis di blog pribadinya. Kegiatan menulisnya juga disalurkan dengan merilis zine, Bujang Lapuk.

@dimazmaulana

www.pisaudeadline.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak