Senin, 18 April 2011

Sarasvati dalam Launching Maicih


Launching produk makanan dengan perform sebuah band sebagai pengisi acara? Saya merasa awam dengan hal tersebut. Kemarin, Sabtu (16/04/2011) Sarasvati me-launching sebuah produk makanan asal Bandung. Bertempat di sebuah galeri “Jogja Classic” yang terletak di depan Depok Sport Center acara ini digelar.

Aroma dupa menyambut, suasana serba hitam dan diiringi alunan gending jawa. Tampak Oom Imot sebagai MC dengan blangkon serta beskap memandu acara launching ini. Acara cukup ramai sejauh pengamatan saya, beberapa orang antusias dengan produk makanan tersebut dengan mengantri dalam membeli makanan tersebut. Sebagian lagi antusias menunggu Sarasvati tampil. Sarasvati tampil pertama kali di Jogja.

Panggung sederhana dengan background kain hitam ditemani dengan lampu-lampu kecil berwarna kuning menjadi latar ketika Saravati tampil. Serta karya stencil buatan Farid Stevy Asta, bertuliskan “Sarasvati Palsu” berada di sisi kiri. Beberapa penonton duduk mengelilingi panggung sedangkan yang lainnya berdiri sambil menunggu Sarasvati keluar dari persembunyiannya. “Sarasvati akan tampil dengan 15 personil” Oom Imot memberi aba-aba.


Muncullah Sarasvati dari balik kain hitam, lagu pertama dan kedua terasa nuansa horror. Namun, lagu ketiga, saya teringat dengan Homogenic, band sebelum Risa Saraswati memutuskan untuk bersolo karir. Alunan nada ceria pada reef, ya ini homogenic banget menurut saya. Sampai pada lagu Story of Peter, “ini lagu bercerita tentang teman kecil saya, bule Belanda”. Lagu ini memiliki cerita yang menarik, cerita bermula perkenalan Sarasvati dengan Peter, bocah ekspariat yang tak kasat mata. Peter juga yang menjadi alasan Sarasvati memberi album sesuai nama temanya. “Saya coba panggil Peter ya!” kata Sarasvati kepada penonton. Beberapa penonton terlihat terkejut dengan suasana ini, lagu Story of Peter pun berlanjut.

Acara ini cukup menarik dengan tata panggung sederhana tanpa ada jarak antara penonton dan bintang tamu.


*Narasi: Dimaz Maulana

*Foto : Komang Adhyatma

2 komentar:

bajak