Senin, 04 April 2011

Komarudin: Kamera, Mobil, Bisnis sebagai Jalan Hidup


Kancani aku yo ngolek kamera digital! Piye?

Oh, yo mas dilit yo tak ngrampungke gaweanku iki (sambil membersihkan screen sablon)

Perkenalan singkat saya kepada salah satu teman Pakdhe. Pakdhe membawa seorang teman dari Magelang yang bernama Komarudin. Kulitnya sawo matang dengan potongan rambut cepak, selalu menggunakan dialek bahasa Jawa. Dia meminta saya untuk menemani mencari kamera digital baru, kamera yang lama baru saja hilang, sudah dua tahun digunakannya untuk bekerja.

Tujuan pertama saya ke toko kamera deket Bioskop Permata, ternyata harga di situ terlalu tinggi. Ramai Mall menjadi tujuan selanjutnya, dua toko ya datangi, Mas Komarudin kurang cocok dengan barangnya. Sepulang dari Ramai Mall mobil kami menuju Artha Jalan Solo. Sebuah kamera digital yang cocok ternyata ada disini. Akhirnya Mas Komarudin membeli sebuah kamera digital bermerk Sony.

“Nek menurutmu kamera sing iki piye?” Tanya Mas komarudin.

“wis apik kog Mas, pixele yo is gedhe, emange nggo motret opo wae to?”

“mobil, soale aku sok motreti mobil-mobil sing wis tau tak garap”

Obrolan kami terarah kepada cerita Mas Komarudin yang berbisnis jual beli mobil. Berawal dari ketertarikan dengan dunia otomotif, Mas Komarudin memberanikan untuk terjun ke dunia bisnis. Bengkel cat dibukanya secara kecil-kecilan. Dengan modal sebuah kompresor mini pemberian ayahnya, usahanya dirintis. Mas Komarudin juga menceritakan tentang modal usahanya yang berupa sebuah motor Honda C-90 lawas yang dijualnya dan dibelikannya sebuah motor keluaran Yamaha, seri Force1. Kemudian motor Force1-nya dijual lalu dibelikan sebuah mobil tua.

“usaha kudu seko nol, ora ono sing langsung sukses. Kadang ono sing kemaki lagi anyaran bisnis terus iso sukses, kuwi ra bakal suwi bisnise”

Celetukan itu muncul dari Mas Komarudin, dia menceritakan pernah rugi hampir belasan juta. Salah satunya ditipu oleh teman dengan motif investasi bisnis. Pengalaman pahit selalu menjadi pembelajarannya. Jatuh bangun pernah dirasakannya, kemudian dari mengecat motor dan mobil. Mas Komarudin juga mencoba bisnis jual beli mobil. Sedikit lain dengan makelar-makelar yang ada, dia membeli mobil-mobil bekas yang sekiranya masih layak untuk dimodifikasi. Tahap-tahap dalam memodifikasi mobil, dimulai dari meng-las bagian-bagian yang keropos, kentheng body, cat ulang sampai pengantian interior dalam mobil. Tak jarang, dia memasang radio, TV, hingga speakers yang ciamik. Semuanya dilakukan seperti memperlakukan barang miliknya sendiri kendati nantinya barang tersebut akan berganti pemilik. Rata-rata pembelinya anak-anak muda. Mereka tertarik dengan barang dagangan milik Mas Komarudin karena hasil modifikasinya bagus dan adanya asesoris seperti TV yang sudah tersedia.

Bisnis Rental mobil menjadi salah satu sayapnya yang sudah dirintisnya sejak dua tahun yang lalu. Bermodal satu buah mobil Xenia, kini dia sudah memiliki tambahan dua unit mobil yang di dapatkannya dari kredit. Lumayan ramai juga bisnis rental mobil di magelang.

Obrolan kami ditutup dengan semagkuk mie ayam+bakso. Perut yang lapar sedari siang sampai sore belum diisi.

“ternyata mie ayame enak yo, bumbune pas?” kata Mas Komarudin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak