Selasa, 12 April 2011

Bandung lagi, lagi-lagi Bandung!

Mencatat sebuah perjalanan sering saya lakukan, mulai dari awal keberangkatan sampai tempat tujuan. berikut ini adalah catatan saya ketika melakukan perjalanan ke Bandung bersama teman-teman se-SMA saya, ada Ucup, Unyil, Hanung, Toyib, dan Cunggex.

Stasiun Lempuyangan, kami masih berembug soal tiket kereta.


pertemuan kami dengan beberapa Bonek yang juga melawat ke Bandung

Kaca pecah, yak kereta kami bersama dengan Bonek. Perjalanan yang mendebarkan menuju kota Bandung.

Foto sejenak, setiba di Stasiun Kiara Condong, Bandung. Berbekal sebuah peta, perjalanan di kota Bandung dimulai. Transit di sebuah SPBU dekat stasiun kami melanjutkan perjalanan menuju Buah Batu. Tujuan kami adalah Kampus STT Telkom.
Tak disangka, kami bertemu dengan teman kami yang berasal dari Jogja, Sumanto. Ternyata dia satu kereta dengan kami.


Satu, dua, tiga Mangkat , Dab! Kereta kami jauh lebih cepat dari perkiraan, berkat Bonek laju kereta seperti kereta eksekutif tanpa AC.

Akhirnya, setelah berjalan cukup kami tiba di kampus STT Telkom. Setelah saya melihat di peta, jarak dari Buah batu sampai STT Telkom sampai 10km. Pantesan capek sekali.

Warteg menjadi tempat melepas lapar yang sedari pagi menyiksa kami. Menurut saya cocok sekali dengan lidah kami yang terbiasa dengan masakan Jawa Tengah.

Toyib, melahap sepiring nasi rames ditemani dengan es teh manis. Siang itu kami transit di Kos Bony, kawan dari Unyil. Mandi dan tidur menjadi acara utama sampai sore menjelang.


Perjalan dilanjutkan menuju kawasan Kaum Dalem. Ucup merasa penasaran dengan Kopi Aroma dan teman-teman ingin tau tentang Pasar baru. Perjalanan kami dilanjutkan menuju jalan Otista.

Makan Sore, sebelum berangkat kami menyempatkan untuk membeli nasi bungkus di Warteg depan kos Bony. Cukup dengan Rp 5.000,- perut menjadi kenyang. Makan dipinggir jalan? bukan menjadi masalah. Kami tidak merasa malu. Ra isin, ra madang, dab!

Hari Ke-dua

Kawasan Braga menjadi tujuan kami, menyusuri jalan ini sembari melirik wanita-wanita bersama dengan meja billiar.


Kawasan lumayan ramai dilalui oleh kendaraan, diharapkan berhati-hati jika foto-foto disini. Hati-hati juga anda "bocor" masuk ke frame fotografer-fotografer yang sedang memotret.


Menu hari ini kami mencoba mampir di rumah makan di kawasan Dago atas. Memang lebih mahal, Rp 12.000,-

Hari Ke- tiga
Maaf saya lupa memberitahu kami menginap dimana. Kami menginap di Wisma PU karena menurut info dari Ucup, Wisma ini tergolong murah. Ternyata benar, dengan bandrol 125.000/perhari kami bisa menginap satu kamar untuk 6 orang. Meskipun sempat berencana pindah ke daerah Dago Atas, kami urung lakukan ternyata Wisma Tomat jauh lebih mahal daripada Wisma PU.


Gedung Sate cukup dekat dengan penginapan kami, setelah itu kami mencari oleh-oleh. Tujuan kami, KartikaSari dan Kopi aroma.
Public art yang bagus dan menarik

Kopi Aroma, memasukinya maka siap-siap menikmati aroma kopi-kopi yang sedang diolah.

Toko ini sudah sangat Tua, sikap ramah dari pemilik toko ini ditandai dengan mempersilahkan kami mengambil foto sampai gudang.

Beginilah cara mengolah biji kopi sebelum disimpan selama 5 tahun.
Tumpukan biji-biji kopi baru bisa di konsumsi selama 5-7 tahun tergantung jenis kopinya.

Stasiun Kiara Condong, kami menunggu kereta yang akan membawa raga kami ke Jogja. Tidak lupa kami membeli minuman khas Bandung, Intisari.

Gelap, kereta itu akhirnya menjemput kami. Kembali menikmati suasana kereta kelas ekonomi bersama orang-orang tangguh.

Akhirnya kami tiba di Jogja sekitar pukul 7 pagi, mendengar lagi ocehan-ocehan khas jogja yang dari keberangkatan kemaren jarang kami temukan di Bandung.

Narasi : Dimaz Maulana
Foto : Dimaz Maulana, Toyib, Ucup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak