Kamis, 25 November 2010

Nasi goreng andalanku

Salah satu menu favorit saya ketika perut mulai merengek-rengek minta diisi adalah nasi goreng. Tapi banyak nasi goreng yang saya coba hasilnya terbilang kurang oke. Sewaktu saya diajak oleh teman saya disalah satu burjo andalannya di daerah Rejowinangun. Dia mengatakan nasi goreng magelangnya jos. Akhirnya saya memesan karena bujukan darinya. Dan...sepiring nasi goreng magelangan tersaji di depan saya. Lembek dan basah tekstur nasi goreng magelangan tersebut. Saya kurang menyukai nasi goreng yang seperti itu.

Berbeda ketika saya makan di burjo daerah pogung. Nasi gorengnya cukup enak, tidak lembek dan basah. Namun beberapa burjo memang menggunakan nasi yang sama, kalau kita memesan nasi telur atau sarden. Jadi jelas nasi goreng buatan beberapa burjo selalu lembek dan basah. Oia, hal ini juga akan terjadi jika kamu memesan nasi goreng di warung Bakmi Jawa.

Lain halnya jika kita makan di warung nasi goreng Surabaya. Nasinya kering, karena dimasaknya tidak sampai matang. Terus sedikit berminyak, dilengkapi dengan acar dan kerupuk udang. Sangat jarang ada kobis jika kita menikmati nasi goreng di warung tersebut. Berbeda ketika kita makan di warung bakmi jawa, acar malah tidak ada. Saya sering makan nasi goreng “Santoso” di daerah Jl. Moses gatotkaca, tepatnya diantara konter-konter handphone bekas. Cukup murah untuk ukuran mahasiswa, 8 ribu kita sudah bisa mendapatkan sepiring nasi goreng, es teh, 2 kerupuk serta acar yang gratis. Kemarin saya juga kembali membeli nasi goreng namun di tempat yang berbeda. Langganan saya yang satu ini juga sudah cukup lama. Sekitar tahun 2000 sudah mulai berjualan. Bertempat di jalan Gedong kuning tepatnya di depan bengkel “Rudi Motor”. Percaya atau tidak saya pernah mengantri sampai satu jam lebih, hanya untuk makan nasi goreng. Harga yang ditawarkan di tempat ini 9 ribu untuk nasi goreng magelangan, tapi prosinya cukup banyak.


melihat orang meracik nasi goreng adalah favorit saya

Ketika saya menuliskan ini, perut saya terasa lapar. Mungkin dengan membayangkan sepiring nasi goreng ditemani celoteh seorang kawan akan terasa lebih nikmat. Tulisan ini saya tujukan untuk teman saya Phyta. Saya heran dia tidak menyukai nasi goreng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak