Jumat, 05 Oktober 2012

Kisah Antena TV - Cerita Riset #1

Antena menjulang tinggi pada sebatang bambu
Akhirnya saya pulang ke Jogja setelah sekitar dua bulan mengikuti riset bersama Profesor dari Jepang dan Mas Pujo dari Antropologi UGM. Saya hanya ingin bercerita tentang kegiatan saya di sana yang mungkin hanya remeh-temeh tapi tak masalah bagi saya karena saya hanya ingin menyalurkan lagi hobi menulis yang kemarin tersendat.

Yap, sewaktu riset saya di tempatkan di sebuah desa yang jaraknya dari Comal, Pemalang sekitar 20 km. Desa Karang Brai begitu namanya. Jalanan berbatu langsung menyambut kami (saya bersama Sofyan dan Bram) begitu masuk gerbang Desa Karang Brai yang begitu gagah berupa huruf letters dari logam. Kami bertemu dengan Bu Lurah berserta pamong dan juga induk semang dimana kami akan tinggal.

Kegiatan sehari-hari saya adalah mewawancarai responden yang ada pada daftar. Jika sedang senggang biasanya saya sibuk memindah saluran TV. Saya mencari saluran tv yang menayangkan siaran live Liga Inggris namun apa daya tidak semua saluran TV dapat ditangkap dari desa ini.

Banyak batang-batang bambu menjulang tinggi namun apa daya saluran tinggi tak tertangkap. Seluruh TV di desa ini menggunakan boster sebagai penguat saluran TV. Ya, boster sudah begitu jarang digunakan di daerah perkotaan. Antena saja tidak perlu yang tinggi, cukup gunakan antena duduk diatas TV anda. Besok saya akan posting foto-foto antena lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak