Sabtu, 11 Juni 2011

Skuter dan Pertanyaan Kemarin Malam

Kowe ki wis pirang kilo? Tak takok?

(kamu itu udah jalan berapa kilometer? Aku Tanya?)

Salah satu umpatan yang dikeluarkan skuteris yang tengah mabuk. Kemarahannya sepertinya tersulut oleh cara bercandaan yang keterlaluan oleh salah seorang rekannya. Saya yang sedari jam 9 malam sudah datang ke Liquid Café, Jalan Magelang. Sebuah acara tahunan bertema “Scooter Nite Party” kembali digelar. Seluruh bibir jalan di sekitaran café dipadati oleh skuter-skuter yang datang dari berbagai klub-klub. Tidak ketinggalan juga beberapa kelompok-kelompok yang datang dari daerah-daerah macam Bandung, Semarang, Solo dan Magelang. Saya memarkirkan di pelataran café. Beberapa skuter sudah diparkirkan secara rapi.

Kembali lagi ke kasus umpatan diatas. Seperti cerminan untuk saya. Saya memang belum lama memiliki skuter. Baru satu setengah tahun terakhir ini. Mungkin baru beberapa ratus kilo saja saya melaju bersama skuter saya. Saya juga terbilang belum pernah tur bareng-bareng bersama teman-teman di klub. Saya memang tidak bergabung. Bukan berarti saya tidak berminat, saya hanya malas menambah komunitas.

Saya hanya menyukai barang-barang lawas. Skuter salah satunya. Entahlah saya sendiri tidak begitu minat dengan tur luar kota dengan skuter. Sepertinya itulah selain saya malas bergabung. Kesel dab. Itu pilihan bung, sepertinya ini adalah pertanyaan dari umpatan yang dilayangkan oleh skuteris yang tengah mabuk kemarin malam. Pilihan untuk memperlakukan skuter seperti apa. Seorang teman saya pernah berkata, “Vespa ki kudu dingo terus, dab!” (Vespa itu harus digunakan terus, dab!) kemudian teman saya menjelaskan semakin sering skuter itu dipakai semakin enak pula skuternya. Oli mesinnya berputar seiring skuter yang sering melaju di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bajak