Dua hari sudah kami tinggal di Desa Karangbrai. Rencananya
seminggu kami akan tinggal di sini untuk melakukan observasi awal. Waktu itu
masuk bulan giling tebu. Pabrik gula di Comal memang sudah tidak aktif
menggiling tebu. Hanya tinggal Pabrik Gula (PG) Sragi yang terletak di
Pekalongan.
Menurut info dari warga setempat ada acara pasar malam
bertempat di lingkungan PG Sragi. “Wah
sopo reti ono kolok-kolok[1]”
tutur Sofyan. Salah satu teman saya ini memang tertarik judi, keinginannya
menyelesaikan studi S1 tentang perjudian.
Saya melihat seorang pengunjung yang mencoba permainan ini. Pria itu berbadan tinggi hanya dengan mencondongkan badannya dan melempar gelang-gelang yang ada di tangannya. Dari beberapa gelang yang ada di tangannya, hampir sebagian besar masuk ke kayu segitiga. Pria itu mencari nomor yang berhadiah rokok. Seorang teman bertugas membawakan hasil perolehannya. Terlihat beberapa merk rokok filter sudah didapatnya. Selain itu sebotol besar minuman bersoda dan makanan ringan sudah didapatkannya.
Permainan
kedua yaitu menutup lingkaran merah dengan tiga seng. Sepintas permainan ini
mudah namun kenyataannya para pengunjung banyak yang gagal. Harga permaianan
ini dipatok Rp. 1.000 untuk sekali permainan. Permainan ketiga yaitu melempar
kaleng-kaleng usang yang disusun tinggi kemudian dilempar dengan bola tenis. Permainan
ini yang menurut saya paling mudah dari semua permainan ketangkasan yang lain.
[1] Sebuah permainan judi di wilayah Kalimantan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bajak