Membongkar kotak
ingatan itu menyenangkan (Dimaz Maulana)
Sms ajakanmu menonton Harpot masih saya ingat. Meskipun saya
tidak mengikuti cerita Harpot tapi tak masalah jika harus menonton. Jika harus flashback jauh sekali ya? Berbalas testimonial
dan saling nge-buzz via YM kegiatan
yang sangat saya ingat.
“Kamu ada facebook dim?” tanyamu ketika hampir semua orang
eksodus dari Friendster ke Facebook. Friendster mulai sepi ibarat desa semua
orang sudah transmigrasi keluar pulau. Beberapa teman saya termasuk kamu sudah
jarang nongol. Sesekali saya mengecek akun teman-teman termasuk kamu apakah ada
status baru. Saya juga ikut “pindah” dan kembali mengabarimu bahwa saya sudah
memiliki akun pada Facebook.
Dalam sebuah obrolan via YM, saya sempat bertanya tentang
harga film slide. Kamu masih ingat itu? Film slide di Jogja terbilang langka
bahkan tidak ada sehingga info darimu sangat penting. Meskipun pada akhirnya
saya tidak jadi memesan film slide karena film yang saya cari tidak ada.
Pernah suatu hari kita ngobrol via Facebook tentang asmara
kita masing-masing. Saya bercerita kalau baru saja jadian dengan anak Jakarta yang
berkuliah di Jogja. Kemudian saya melempar pertanyaan dan kamu menjawab, sudah
jadian dengan seorang fotografer. Sampai suatu hari kita bertemu via chat Facebook, bahwa saya sudah putus
dan kamu masih jalan dengannya.
Perkenalan saya dengan pacarmu sore itu membawa obrolan yang
tidak garing. Kami berbicara musik dan saya berjanji akan mengantarkannya ke
studio milik Endank Soekamti jika dia datang ke Jogja. Sesekali saya mengirim
pesan atau mengomentari statusnya sembari menanyakan kapan datang ke Jogja.
Ketika kamu mengabarkan bahwa Om, Tante dan mas Caca akan
berkunjung ke Jogja saya sangat gembira. Terlebih jika kamu dapat ikut juga karena
ada beberapa tempat yang harus patut kamu kunjungi. Saya juga berharap kamu dan
keluarga mau berkunjung kerumah saya. Berkenalan dengan Ibu dan adik-adik saya
sembari menikmati suasana rumah saya yang masih banyak sawah. Tidak lupa untuk
mencicipi masakan ibu saya yang pastinya akan membuat berkesan dan juga rindu
untuk kembali datang.
*saya malu ke Jakarta
jika skripsi saya belum selesai
sebetulnya ini balasan biasa saja, tapi kata-kata yang kamu pilih membuat suasana semakin vintage untuk flashback. Senang mengenalmu, dab! :')
BalasHapussebenarnya say ingin memainkan diksi dengan ungkapan Hiberpola. Tapi yang keluar hanya rentetan paragraf dengan deskripsi sederhana. Mencoba menelanjangi dengan apa adanya.
BalasHapusini juga romantis >< gyaaaaah mau deh hahaha
BalasHapus